Novel ini tuh bagus banget..
Novel ini menceritakan tentang seorang guru yang bernama Torey Hayden yang mengajar di kelas anak-anak berkebutuhan khusus. Kelas ini berisi 8 anak yang tidak lebih dari 10 tahun. Seorang anak pernah dua kali mencoba bunuh diri, seorang anak buta, seorang lagi agresif, dua orang anak menderita autisme, seorang skizofrenia, seorang pernah mengalami penganiayaan fisik dan seksual, sedangkan yang terakhir mengalami beragam fobia. Beberapa hari kemudian, datang berita dari Ed Somers bahwa akan ada murid baru di kelas Torey. Ia adalah seorang gadis keil yang berumur 6 tahun yang baru saja membakar anak berusia 3 tahun sampai nyaris mati. Gadis kecil itu ber-IQ di atas 180, akan tetapi menderita problem emosional parah. Ia tidak pernah menangis, kala sedih, marah, maupun kesakitan. Dia juga agresif dan selalu membangkang. Mungkin karena sang ibu yang meninggalkannya pada umur 4 tahun. Mungkin karena ayahnya seorang pemabuk dan tak mampu memberinya pengasuhan yang layak. Mungkin juga karena ia tak tau bagaimana membuat orang lain mencintainya. Ia bernama Sheila. Dalam buku ini, sang guru menuturkan pengalaman nyatanya berusaha menyentuh hati si gadis kecil dan memunculkan segala potensi yang dia miliki. Berhasilkah sang guru menghadapi Sheila? Berhasilkah Sheila mengatasi segala kendala yang menghalanginyadari bertumbuh layaknya gadis kecil lainnya?
Mau tahu lebih lanjut ceritanya? silahkan beli novelnya, dijamin nggak nyesel...
Novel ini cocok untuk para orang tua dan guru agar sabar dalam menghadapi anaknya tanpa kekerasan.
Nah, waktu aku duduk di SMP kelas 9, aku juga buat Karya Tulis tentang novel ini judulnya "Analisis Aspek Psikologi Dalam Novel Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil Karya Torey Hayden"
Bab II
Pembahasan
1.1 Aspek Psikologis
Seperti yang terdapat pada latar belakang, bahwa psikologi dapat diartikan dengan ilmu jiwa. Jiwa sebagai objek dari psikologi tidak dapat dilihat, diraba, atau disentuh karena jiwa adalah sesuatu yang abstrak, hanya dapat diobservasi melalui tingkah laku dan aktivitas lain. Sebab tingkah laku mempunyai arti yang lebih nyata daripada jiwa karena itu lebih mudah untuk dipelajari dan diobservasi. Melalui tingkah laku, pribadi seseorang dapat terungkap dengan mudah, misalnya cara makan, berjalan, berbicara, menangis, dan sebagainya merupakan suatu perbuatan terbuka sedangkan perbuatan tertutup dapat dilihat dari tingkah lakunya seperti berpikir, takut, dan lain-lain.
Tingkah laku dalam psikologi bukan hanya yang nyata tetapi meliputi eksistensi yaitu perpanjangan tingkah laku nyata. Tanda – tanda akan tampak pada tubuh sebagai akibat terlalu sering tingkah laku atau kebiasaan tersebut dilakukan. Dalam psikologi, ekspresi mempunyai peranan yang penting sekalipun patut diketahui bahwa tidak semua yang terdapat dalam jiwa diekspresikan dalam tingkah laku.
Seperti pada novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada halaman 43, bab 2 berjudul “Dia Datang” yang menjelaskan bahwa tokoh Sheila dapat duduk tanpa bicara dalam waktu yang sangat lama dengan posisi yang tetap dan dengan pandangan termangu, marah, dan sedih yang tidak melepas pandangannya pada wajah sang guru. Tetapi pada saat makan siang, seperti yang dijelaskan pada bab 3 berjudul “Tragedi Ikan” bahwa Sheila sangat membuat onar, karena ia mencongkel mata ikan-ikan yang ada pada aquarium. Dan pada keesokan harinya yang tercatat pada bab 4 berjudul “Es Krim” ia kembali ke sekolah dan duduk diam dengan posisi yang sama seperti kemarin, akan tetapi hari ini ia bergerak seperti orang gila yang disebabkan karena seorang guru bernama Anton mendekatinya, dan saat itu juga Sheila mengeluarkan suara jeritannya pertama kali di kelas itu. Sedangkan pada bab 7 berjudul “Kotak Jin” terdapat penjelasan dari Sheila bahwa ayahnya menyuruhnya untuk tidak menerima barang sumbangan apapun dari orang lain, dan terdapat penjelasan juga dari Sheila bahwa pada saat ia berumur 4 tahun ia di tinggal oleh ibunya ditengah jalan dan setelah itu ia tinggal bersama ayahnya. Perilaku dan pandangan Sheila, dapat disimpulkan oleh Torey, guru Sheila bahwa Sheila memiliki keterbelakangan mental, yang mungkin dikarenakan adanya kegelisahan, ketakutan, dan trauma pada dirinya. Kecerdasan emosi juga termasuk dalam aspek psikologi.
1.2 Kecerdasan Emosi
Pada masa dulu, para pakar psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa intelektual (kecerdasan berpikir) atau biasa disebut IQ (Intelektual Quotion) merupakan hal terpenting dalam mencapai keberhasilan belajar dan bekerja. Dan pada saat itu juga adanya EQ (Emosional Quotion) kecerdasan emosi belum terlalu diperhatikan orang. Padahal jika seseorang memiliki IQ yang tinggi tanpa didukung adanya EQ yang baik, akan berakibat pada keterbelakangan mental, begitu juga sebaliknya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Kecerdasan emosi memiliki wilayah kekuasaan berbeda dengan kecerdasan berpikir. Kecerdasan berpikir berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan anilitis, yang menggunakan otak bagian kiri. Sedangkan Kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan dan emosi, yang menggunakan otak bagian kanan. Kalau ingin bertingkah laku yang cerdas, maka kecerdasan emosi juga harus diasah. Tingkah laku seseorang akan berpengaruh kepada cara mereka bersosialisasi dengan baik atau buruk terhadap seseorang. Disinilah fungsi dari kecerdasan emosi.
Ada lima wilayah utama dalam EQ, yakni : mengenali emosi diri, mengendalikan emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. EQ yang baik akan mampu memaksimalkan prestasi kita. Kita juga bisa bekerja efektif dalam sebuah tim, bisa mengenali dan mengendalikan emosinya sendiri dan orang lain dengan tepat. Umumnya, orang yang memiliki EQ tinggi akan terlihat bahagia dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Aspek-aspek kecerdasan emosi antara lain adalah:
a) Empati
Empati ini dibangun dari kesadaran diri yang dapat memunculkan rasa kepedulian terhadap orang lain dan diri sendiri.
Dalam novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada halaman 17 bab 1 berjudul “Artikel Di Koran” terdapat penjelasan di sebuah artikel Koran yang dibaca Torey bahwa tokoh Sheila berusia 6 tahun telah menculik bocah di lingkungan tempat tinggalnya. Pada malam yang dingin bulan November itu, dia membawa seorang lelaki usia 3 tahun, mengikatnya pada sebuah pohon di hutan kecil dan membakarnya. Anak lelaki itu kini berada dirumah sakit setempat dalam keadaan kritis dan si gadis kecil ditahan.
Menurut paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Sheila belum bisa membangun sifat empatinya.
b) Terampil dalam mengungkapkan dan memahami perasaan
Setiap orang memiliki perasaan, akan tetapi ada orang yang belum bisa mengungkapkan dan memahami perasaannya.
Dalam novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada halaman 183 pada bab 10 berjudul “Pangeran Kecil” dijelaskan bahawa tokoh Sheila mengungkapkan perasaannya bahwa ia sayang pada gurunya, Torey, karena menurutnya Torey adalah orang istimewa dan paling baik di seluruh dunia.
Di sini dapat disimpulkn bahwa Sheila dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik.
c) Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah
Emosi pada seseorang dapat meledak-ledak secara tiba-tiba apabila ia sedang marah. Akan tetapi hal ini dapat dikendalikan oleh orang tersebut jika ia mampu. Tak semua orang dapat mengendalikan diri ketika dirinya sedang marah.
Dalam novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada bab 8 berjudul “Dua Masalah Besar” dijelaskan bahwa tokoh Sheila merusak ruangan Nyonya Holmes dan kerugiannya bernilai ratusan dollar. Kemarahan Sheila dikarenakan pada saat jam makan siang, Susannah membentaknya dan Sheila sangat tidak suka dibentak.
Hal ini menujukkan bahwa tokoh Sheila belum bisa mengendalikan ketika ia sedang marah.
d) Memiliki kemandirian, penyesuaian diri
Orang yang kehidupannya selalu bergantung pada orang lain akan susah menyesuaikan diri apabila ia ditinggal oleh orang yang ia gantungkan. Maka dari itu sangat dibutuhkan adanya kemandirian pada diri seseorang.
Novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada halaman 212 bab 12 berjudul “Jangan Pergi” menjelaskan tentang perilaku Sheila saat ditinggal oleh guru kesayangannya, Torey. Sheila sangat mengamuk dalam 2 harinya tanpa Torey, wakaupun sudah ada guru pengganti dan 2 guru pembantu. Dalam 2 hari itu, Sheila tidak mau bicara, mencopoti semua benda dari tembok, mengeluarkan semua buku dari rak, membuat hidung Peter, teman Sheila berdarah, merusak piringan hitam, mencoba memecahkan kaca pintu, membuat 2 guru menangis karena tingkahnya, dan terakhir ia membuat semua anak perempuan menangis.
Perilaku Sheila di atas menunjukkan bahwa ia sangat bergantung pada Torey, ia belum bisa mandiri. Sehingga ia tidak terkendali saat Torey meninggalkannya.
e) Disukai orang lain di sekitarnya
Untuk mempermudah dalam bersosialisasi, dibutuhkan perilaku yang dapat membuat orang lain menyukai kita. Orang akan senang jika berprilaku baik terhadapnya.
Akan tetapi hal ini tidak dirasakan oleh tokoh Sheila pada novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” yang dicatat pada halaman 51 bab 3 berjudul “Tragedi Ikan” bahwa pada data demografis dari Kuesioner Dinas Khusus yang diisi oleh ayahnya, tertulis bahwa Sheila masuk 3 sekolah dalam sejarah pendidikannya yang pendek, tidak termasuk tempatnya belajar sekarang. Seringnya ia berpindah-pindah merupakan akibat dari perilakunya yang tak terkendali. Di rumah dia dilaporkan makan dan tidur dalam batas-batas normal. Namun, dia mengompol setiap malam dan mengisap ibu jarinya. Dia tidak punya teman di kalangan anak-anak pekerja migrant di perkampungan, dia pun tampaknya tidak punya hubungan yang akrab dengan orang dewasa. Dan pada halaman 52 di bab yang sama, ayahnya menulis bahwa Sheila suka menyendiri, memusuhi, dan tidak bersahabat bahkan terhadap ayahnya. Dan pada data tersebut, ayahnya juga menuliskan bahwa Sheila pada umurnya 6 tahun setengah telah berhadapan polisi 3 kali.
Sheila memang anak yang suka membuat onar. Maka dari itu, sangat jarang orang menyukainya.
f) Memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang aktual/masalah antar pribadi
Jika seseorang dapat memecahkan masalah, itu akan membuat dirinya tidak terbebani oleh masalah. Jika seseorang tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri, sebaiknya ia membicarakan masalahnya pada orang lain agar tidak terbebani.
Pada novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada bab 16 berjudul “Paman Jerry” tercatat pada saat menjelang pertengahan bulan April, Sheila datang ke sekolah terlambat. Pada saat itu juga di kelas, Sheila beberapa kali pergi ke kamar mandi tidak seperti biasanya. Ia terlihat sangat pucat, tetapi ia tidak mengaku sakit saat ditanya Torey. Saat pelajaran usai, pada bagian paha celana jeansnya terdapat titikk merah yang melebar. Itu adalah darah yang keluar dari kemaluannya. Darah itu disebabkan karena tusukkan dari pisau perak yang dilakukan Paman Jerry. Paman Jerry memaksa berhubungan seksual dengan Sheila, akan tetapi tidak bisa. Jadi Paman Jerry menusuk kemaluan Sheila. Sheila tidak berani mengatakannya pada siapa-siapa, karena ia takut Paman Jerry melakukan hal yang lebih parah. Sheila tidak menangis walaupun ia sangat tersiksa dengan rasa sakit.
Pada kejadian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sheila belum bisa memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak mau membicarakannya pada orang lain, walaupun itu sangat menyiksa dirinya.
g) Memiliki ketekunan dalam belajar/bekerja dan tidak berhenti sebelum tuntas
Ini dapat diartikan, tidak mau menyerah sebelum dirinya bisa melakukan dengan baik. Akan tetapi tidak semua orang dapat melakukannya, bahkan ada orang yang putus asa sebelum mencobanya.
Dalam novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada halaman 93-94 bab 5 berjudul “Berhitung Dan Memasak” saat Sheila sudah siap mengerjakan matematika. Selama ini Sheila tidak mau mengerjakan matematika. Torey member soal menggunakan balok-balok. Torey menanyakan tentang penjumlahan dan pengurangan. Sheila mengerjakannya dengan baik. Ia menunjukkan balok-balok dengan jumlah yang benar, akan tetapi saat ia tidak bisa melakukannya, ia berusaha untuk bisa dan akhirnya ia bisa menghitungnya.
Sheila memang anak yang cerdas, ia memiliki ketekunan dalam belajar, tetapi Sheila hanya mau mengerjakan jika ia ingin mengerjakan.
h) Memiliki kesetiakawanan yang tinggi
Jika seseorang memiliki kesetiakawanan yang tinggi, ia akan memiliki banyak teman. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki sifat tersebut, maka ia akan dijauhi oleh teman.
Menurut novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil”, Sheila tidak memiliki sifat tersebut, karena ia adalah anak yang egois. Pada awalnya anak-anak di kelasnya tidak begitu suka dengannya. Tetapi, pada akhir cerita novel tersebut, banyak yang menyukai Sheila karena ia adalah anak yang baik.
i) Memiliki keramah-tamahan dan sikap hormat kepada siapa saja.
Sikap yang ramah dan hormat kepada orang lain akan membuat orang lain suka pada kita. Dalam kehidupan sehari-hari sikap ini perlu dimiliki setiap orang.
Menurut novel “Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil” pada awalnya tokoh Sheila tidak memiliki sifat yang ramah, karena ia jarang tersenyum dan pandangannya sangat tajam. Ia juga tidak hormat kepada gurunya, Torey. Ia selalu membangkang setiap kali disuruh mengerjakan sesuatu. Akan tetapi pada akhirnya, ia bisa menjadi anak yang baik, berkat kesabaran sang guru, Torey.
Menurut aspek-aspek kecerdasan emosi diatas, Sheila belum memiliki kecerdasan emosi yang baik. Ia masih membutuhkan pelatihan agar memiliki kecerdasan emosi yang baik. Sebenarnya jika dilihat dari kecerdasan berpikirnya, Sheila adalah anak yan cerdas. Sheila memiliki IQ yang skornya mencapai 182. Tetapi jika dilihat dari kecerdasan emosinya, tentu saja orang tidak akan berpikir jika Sheila anak yang cerdas. Agar kecerdasan emosi seimbang dengan kecerdasan berpikir, dibutuhkan adanya pendidikan khusus dan pelatihan atau terapi. Dalam pendidikannya, Sheila dibantu oleh guru di kelasnya bernama Torey. Ia guru yang sangat sabar, penuh kasih sayang, lemah lembut dan perhatian dalam memperbaiki kecerdasan emosi Sheila yang buruk. Dan tentu saja disertai adanya dukungan dari pihak keluarga. Karena itu akan menambah motivasi pada Sheila untuk menjadi anak yang baik.
selengkapnya tanya langsung ke arinahawadah@gmail.com
kalau saya mau melihat lebih lengkapnya tentang ulasan novel ini saya harus meminta ke siapa ya? karna saya buka link yang itu tidak bisa,kalau memang bisa boleh saya meminta atau kirim ke email saya nadalarasati92@gmail.com terima kasih banyak
ReplyDeletemaaf, baru lihat ada comen ini, oke saya kirim ya nanti ;)
Delete